30 November, 2009

Mendekonstruksi Tabu-tabu Seksual

Oleh: M. Faisol Fatawi Seks merupakan sesuatu yang natural dan kodrati dalam diri kita. Ia bekerja secara naluriah setiap kali syaraf mata kita menangkap stimulus tertentu atau indera kita yang lainnya menangkap stimulus yang sejenis. Ini menyebabkan mengapa di dunia yang sudah global sekalipun, seks tetap muncul sebagai daya tarik tersendiri di antara sekian banyak persoalan. Pengeksploitasian seks secara massif, baik seperti yang ada dalam iklan TV atau dalam media cetak, merupakan contoh kecilnya. Ini menunjukkan betapa pemahaman kebanyakan...

Apa Yang Salah Dengan Sholat Berbahasa Indonesia?

Oleh: M.Faisol Fatawi Menarik sekali membaca tulisan Hafidz J.M. yang berjudul "Salat Berbahasa Indonesia dalam Perspektif Syari'at Islam", yang dimuat dalam koran ini beberapa hari lalu (12-13 Mei 2005). Dalam tulisan itu saudara Hafidz telah menyatakan bahwa shalat berbahasa Indonesia --sebagaimana yang dipraktikkan oleh KH.M.Yusman Roy-- adalah tidak sah, bahkan tidak dibenarkan dan bertentangan dengan syari'at Islam. Ada beberapa catatan untuk tulisan saudara Hafidz. Pertama, bahwa memang shalat merupakan jenis ibadah mahdlah. Ibadah ini...

Teror Atas Nama Kebenaran

Oleh: M.Faisol Fatawi Belum selesai sidang kasus ajaran shalat dua bahasa (Gus Roy) dan buku "Menembus Gelap Menuju Terang" (Mohammad Ardi Husein) di Pengadilan Negeri, kini tuduhan ajaran sesat itu muncul lagi. Kali ini tuduhan sesat itu ditujukan pada Jamaah Ahmadiyah. Sebenarnya, pencekalan dengan tuduhan sesat ajaran Jamaah Ahmadiyah sudah pernah terjadi sebelumnya. Itu terjadi tepatnya ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 80-an mengeluarkan fatwa sesat. Alasannya, karena ajaran yang disebarkan jamaah tersebut dinilai telah menyimpang...

Wajah Seks dalam Agama-agama

Oleh: M.Faisol Fatawi Seks merupakan masalah yang penting bagi kehidupan manusia. Masalah ini hadir di dalam diri kita secara alami. Setiap kali syaraf mata kita menangkap stimulus tertentu, naluri seks langsung bekerja. Karena begitu penting, maka tak heran jika agama --yang telah diklaim sebagai pedoman kehidupan-- turut serta menjadikan seks sebagai hal yang harus diatur dalam agama. Bahkan hampir dapat dipastikan, bahwa tidak ada agama yang menafikan masalah seks. Dalam setiap agama, seks dianggap sebagai sesuatu (baca: sarana) yang bertujuan...

27 November, 2009

Membunuh Nafsu Hewani

Oleh: M. Faisol Fatawi Setiap manusia dilahirkan dengan nafsu. Nafsu merupakan wajah lain dari kemauan atau keinginan. Dalam diri manusia, nafsu laksana ruh yang dapat mendorong dalam melakukan sesuatu. Semua amal perbuatan seseorang mesti didahului oleh kemauan. Dorongan nafsu dalam diri seseorang selalu bermuara dalam dua pilihan, mengarah pada jalan kebajikan atau jalan keburukan; ketakwaan atau kekufuran (lihat QS. asy-Syams). Siapa yang mampu mengendalikan keinginan nafsunya ke arah yang baik, maka ia mendapat tempat yang mulia. Sementara...

26 November, 2009

Simbolisme Hewan Kurban

Oleh: M. Faisol Fatawi Idul Adha adalah salah satu momen penting dalam Islam. Ia merupakan hari besar kedua setelah Idul Fitri. Di hari yang agung ini, setiap muslim diperintah untuk banyak melantunkan bacaan takbir dan tahmid. Tak kalah penting lagi, penyembelihan hewan kurban dilakukan seusai shalat Ied. Penyembelihan ini telah menjadi ikon tersendiri. Bahkan kata Idul Adha itu sendiri mengandung arti “hari penyembelihan”, yakni penyembelihan hewan kurban. Cerita mengenai penyembelihan hewan kurban telah masyhur dan termaktub dalam al-Qur’an....

25 November, 2009

Wukuf dan Semesta Kemanusiaan

Oleh: M. Faisol Fatawi Istilah wukuf berasl dari kata w-q-f yang berarti berhenti. Wukuf merupakan salah satu rangkaian ibadah (ritual) yang harus dilakukan oleh setiap orang yang sedang melaksanakan haji. Wukuf di Arah berarti berhenti sejenak di tempat itu. Waktu wukuf adalah awal zuhur tanggal 9 Dzul Hijjah sampai sebelum terbit matahari tanggal 10 Dzul Hijjah. Wukuf menjadi rukun kedua di dalam ibadah haji. Wukuf menjadi momen yang sangat penting bagi jamaah haji tidak saja dari aspek ritualitas keagamaan ibadah haji, tetapi sebagai peristiwa...

24 November, 2009

Peta Gerakan Sosial Baru

Oleh: M. Faisol Fatawi STUDI dan teori mengenai gerakan sosial banyak dituliskan dalam beberapa tahun terakhir. Studi itu sangat menarik karena banyaknya fenomena yang berkembang sejak awal abad ke-20, terutama lahirnya sejumlah gerakan perlawanan, khususnya gerakan prodemokrasi (prodem) pada 60-an di banyak negara di semua belahan dunia. Sekalipun demikian, gerakan sosial sering kali secara implisit didefinisikan secara heterogen terhadap sejumlah fenomena sosial dan politik seperti revolusi, sekte-sekte keagamaan, organisasi- organisasi politik,...

Membongkar Sejarah Penciptaan Manusia dalam al-Qur'an

Oleh: M. Faisol Fatawi Sampai sekarang sejarah asal-usul manusia di muka bumi masih menjadi objek kajian yang hangat. Berbagai usaha dan teoritisasi dilakukan. Salah satu teori yang paling terkenal, yang dikemukakan oleh Darwin menyatakan, bahwa manusia berasal dari Kera. Tak pelak, kebenaran teori itu pun dipertanyakan oleh banyak pihak, bahkan mendapat tanggapan keras dari para ilmuwan umumnya dan para agamawan khususnya. Seiring dengan itu, para antropolog sibuk menemukan fosil yang diduga fosil manusia tertua. Ada Pithecantrophus Erectus,...

Catatan dari Balik Penjara

Oleh: M. Faisol Fatawi Bagi sebagian orang, penjara mungkin tempat yang sangat menakutkan karena itu sebisa mungkin dihindari. Namun bagi sebagian yang lain, penjara merupakan kawah candradimuka, tempat untuk menempa diri, bahkan sekolah gratis untuk mematangkan konsep, keahlian, dan keterampilan. Penjara menjadi surga bagi mereka yang ingin menggembleng kepribadian. Pengalaman di penjara juga dirasakan Wilson bersama para aktivis Pro Demokrasi (Prodem) dan Partai Rakyat Demokratik (PRD) sebagai ganjaran atas usahanya merobohkan kekuasaan Orde...

Belajar Membangun Negara dari Plato

Oleh: M.Faisol Fatawi Saat ini, bangsa Indonesia diterpa ‘penyakit’ serba ketidakjelasan, baik di bidang politik, ekonomi, moral, dan sosial. Krisis ekonomi berkepanjangan, rasa tidak percaya terhadap pemegang kekuasaan dan pelaksana pemerintahan, perseteruhan antar politisi, pejabat negara yang korup, dan yang paling mutakhir geger antara ‘cicak dan buaya’ atau entah apa lagi. Seolah-olah, kita hidup di sebuah negeri yang serba banyak masalah, tak beres. Negeri yang tak layak dijadikan tempat kelahiran dan perkembangan suatu harapan masa depan....

23 November, 2009

Filsafat Sejarah

Oleh: M. Faisol Fatawi Fakta sejarah seringkali dipandang kebanyakan orang sebagai sebuah dokumen tentang serangkaian peristiwa pada masa lalu. Bahwa ia adalah kumpulan kejadian sebagai akibat dari aktifitas manusia dalam rangka berinteraksi dengan dunia di luar dirinya dalam lingkup ruang dan waktu tertentu. Ini berarti, sejarah itu adalah catatan tentang sesuatu yang statis (baca: mati). Adalah G.W.F. Hegel, bapak filsafat kritis, yang melihat fakta sejarah dengan sudut pandang lain. Menurut Hegel, semua organisasi manusia yang stabil, semua...

22 November, 2009

Film 2012 dan Hantu Modernitas

Oleh: M. Faisol Fatawi Kehadiran film 2012 begitu menghebohkan. Hampir semua pihak dibikin terperangah terhadapnya. Sebagian kita mungkin sedikit percaya bercampur was-was akan kiamat yang bakal terjadi tahun 2012 mendatang sebagaimana yang diilustrasikan dalam film tersebut. Namun, tidak sedikit pula kalangan yang mempertanyakan film itu. Dan tak tanggung-tanggung ada juga yang mengharamkan untuk menontonnya dengan alasan bertentangan dengan ajaran agama karena terjadinya kiamat tidak dapat diprediksi dan diketahui oleh siapapun; kiamat hanya...

21 November, 2009

Memaknai Ulang Jihad

Oleh: M. Faisol Fatawi Sejak semula, Islam diturunkan ke muka bumi dengan membawa nilai kemanusiaan; keadilan (al-adalah), persaudaraan (al-ukhuwah), solidaritas sosial (al-tadlamun al-ijtima'i), dan persamaan (al-musawah). Nilai-nilai ini merupakan cahaya yang dapat menerangi dan membimbing umat manusia (baca: masyarakat Arab-Jahiliah) pada saat itu menuju jalan kehidupan yang humanis-berperadaban. Dalam konteks dakwah Islam, jihad fi sabilillah mempunyai signifikansi makna demi idealisme tertinggi, yang termanifestasi dalam dua tujuan. Pertama,...

20 November, 2009

Kenisbian Sebuah Penafsiran

Oleh: M. Faisol Fatawi Dalam Islam, tidak ada teks atau kitab perundang-undangan yang diakui oleh kelompok keagamaan secara teologis kecuali al-Qur'an. Semua kelompok meyakini bahwa al-Qur'an adalah teks yang diwahyukan dan diturunkan oleh Allah kepada rasul-Nya melalui perantara malaikat. Al-Qur'an adalah satu-satunya teks yang selalu dipahami dan diinterpretasikan oleh umat Islam sebagai pegangan yang melandasi gerak dan langkah kehidupan mereka. Sejak awal perjalanan sejarah yang ditempuh oleh Islam, kecenderungan untuk menyatukan (unifikasi)...

19 November, 2009

Mengurai Makna Islam

Oleh: M. Faisol Fatawi “Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam” (QS Ali Imran: 19) Mengapa nama agama kita itu Islam? Pertanyaan ini mungkin sedikit mengganggu pikiran kita, karena selama ini kita menerima begitu saja kalau agama yang kita peluk adalah Islam. Atau mungkin kita akan menjawabnya, bahwa memang seperti itulah yang termaktub dalam Al-Qur’an sebagaimana tersebut di atas (Surat Ali imran: 19) –malah ayat lain meneguhkan “siapa yang tidak menjadikan Islam sebagai agama, maka ia tidak akan diterima” (Ali Imran: 85). Tetapi kita...

18 November, 2009

Ketika Masyarakat Melupakan Sejarah

Oleh: M. Faisol Fatawi Akhir-akhir ini Depag membagikan beasiswa studi di perguruan tinggi Islam negeri—meskipun ini bukan yang pertama kali. Beasiswa itu diberikan secara mutlak (mulai semester pertama sampai terakhir). Beasiswa ‘langka peminat’ namanya. Upaya ini dilakukan dalam rangka menarik minat masyarakat agar mereka mau belajar di bidang keilmuan tertentu. Satu diantara bidang keilmuan yang ditawarkan untuk mendapatkan beasiswa langka peminat tersebut adalah bidang sejarah peradaban/kebudayaan Islam. Bagi siapa saja yang berminat belajar...

16 November, 2009

Kemauan dan Kesempatan

Oleh: M. Faisol Fatawi Jalaluddin Arrumi, seorang sufi agung dan masyhur, pernah mengilustrasikan sebuah cerita tentang seorang mahasiswa dan tukang kebun. Singkat ceritanya, suatu ketika ada seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Baghdad sedang menanti waktu senggang belajar. Mahasiswa itu duduk-duduk santai di samping lahan kebun yang mengitari sekolahan. Pandangannya tertuju pada buah-buah mangga yang bergelantungan di atas pohon, sehingga hatinya terbersit untuk memetiknya. Sang mahasiswa itu pun mencari akal untuk menghindari si...

13 November, 2009

Mendialogkan Agama, Science dan Tradisi

Oleh: M. Faisol Fatawi Suatu ketika seorang teman bercerita tentang pengalamannya melakukan penelitian di salah satu desa di Gunung Kidul Jogjakarta. Teman penulis bercerita, seraya menirukan apa yang telah dicritakan oleh salah seorang warga, bahwa ada salah seorang anggota keluarga sakit keras –yang kalau dalam perkiraan medis orang itu dipastikan akan meningga dunia. Berbagai usaha sudah dilakukan demi kesembuhannya: lewat do’a-do’a, dukun-dukun, jampi-jampi, bahkan sampai pengobatan medis maupun alternatif. Namun hasilnya sia-sia, si pasien...

12 November, 2009

“Wajah” Tuhan di Tengah Pluralitas Agama

Oleh: M. Faisol Fatawi Sampai saat ini, wacana tentang Tuhan masih menjadi objek pembicaraan menarik manusia, bahkan bisa dikatakan bahwa sejarah mendiskusikan Tuhan sama tuanya dengan sejarah munculnya manusia di muka bumi. Di mata umat manusia, Tuhan merupakan realitas tertinggi, sumber bagi segala yang maujud di kolong jagat raya. Sebagai sumber kehidupan, Tuhan pun dimaknai, dipahami, dan diartikulasikan oleh berjuta-juta umat menjadi sebuah tatanan aturan yang melandasi praksis kehidupan mereka. Dari sini, manusia mengklaim dirinya sebagai...

11 November, 2009

DISKURSUS GENDER DALAM TAFSIR AL-BAHR AL-MUHITH

Oleh: M.Faisol Fatawi Agama Islam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Sejak awal diutus, nabi Saw telah mengenalkan prinsip-prinsip universal-progresif Islam kepada bangsa Arab, yaitu tauhid, persaudaraan (al-ukhuwah), persamaan (al-musawah), solidaritas sosial (al-tadhamun al-ijtimaíy). Prinsip tauhid menggantikan konsep berketuhanan yang serba materialistik (penyembahan dan penghambaan terhadap berhala), persaudaraan menggeser sikap egoistik yang bercokol dalam diri masyarakat yang hidup dalam serba menang-menangan, persamaan menghapus...