25 Agustus, 2009

Dari Jilbab Manohara sampai Gamis Pasha-Ungu

Oleh: M. Faisol Fatawi

Pakaian bagi setiap orang merupakan hal yang sangat penting atau vital. Dengan pakaian, seseorang dapat melindungi dirinya dari terik panas matahari atau dinginnya musim dingin. Atau juga dapat menahan debu-debu supaya tidak menempel di anggota tubuh, sehingga kebersihannya tetap terjaga. Setiap orang selalu mendambakan pakaian untuk dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bahasa agama, pakaian berfungsi untuk menutupi aurat atau anggota badan tertentu yang tidak boleh diperlihatkan dan diketahui oleh mereka yang tidak mahramnya. Pakaian tidak saja dipandang vital sebagai penutup atau pelindung tubuh semata, tetapi sebagai kewajiban yang harus dikenakan oleh setiap insan beragama. Lebih-lebih, ketika seseorang hendak melakukan ibadah shalat atau menghadap Tuhan. Oleh karena itu, Allah menyatakan: “hai anak Adam, ambillah pakaian-pakaian kalian ketika masuk masjid.” (QS. al-A’raf: 31).
Al-Qur’an dalam membahasakan pakaian, menggunakan tiga istilah. Yaitu, tsiyab, libas dan zinah. Baik tsiyab maupun libas, keduanya memiliki pengertian yang dekat, yakni sesuatu yang dapat menutupi atau leindungi kulit, sehingga kulit itu tidak dapat dilihat atau menjadi terhalang untuk dilihat.
Khusus terkaiat dengan istilah tsiyab, al-Qur’an menyatakan: “Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka tsiyab-tsiyab dari api neraka.” (QS. al-Hajj: 19). Tsiyab di sini berarti sesuatu yang dapat menutupi tubuh. Para mufassir mengartikan tsiyab tersebut dengan pakaian baju yang terbuat dari timah atau besi sehingga dapat secara langsung membakar tubuh orang-orang kafir. Sementara itu, istilah libas digunakan al-Qur’an untuk menyebut karakteristik orang-orang yang bertakwa. “Dan libas ketakwaan adalah kebaikan.” (QS. al-A’raf: 26). Libas berarti sesuatu yang dapat menutupi, dan seorang yang bertakwa seharusnya menutupi dirinya dengan kebaikan. Artinya, menjadikan kebaikan sebagai pakaiannya. Pengertian tsiyab lebih diatributkan pada orang-orang kafir, sedangkan libas cenderung dinisbatkan pada orang-orang yang bertakwa.
Selain memiliki fungsi sebagai penutup atau pelindung badan, al-Qur’an juga menyebut pakaian sebagai sesuatu yang memiliki fungsi perhiasan. Dalam hal ini, al-Qur’an menggunakan bahasa zinah. Kata zinah digunakan dalam pengertian yang lebih umum dan netral. Dalam pengertian masyarakat Arab, zinah (perhiasan) merupakan barang-barang duniawi yang masuk dalam kategori sesuatu yang dapat dinikmati (mata’). Jika barang-barang duniawi-bendawi ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya, maka dapat menuntut si empunya ke jalan yang benar. Tetapi jika tidak, maka dapat memperdaya atau menipu setiap manusia, dan apabila ini yang terjadi maka harus dijauhi.
Banyak model dan macam pakaian yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih-lebih pada bulan Ramadhan, pasar-pasar dan tokoh-tokoh pakaian dibanjiri oleh berbagai model pakaian, mulai jilbab, baju gamis, sarung, mukenah dan seterusnya. Ramadhan menjadi momen paling menguntungkan bagi para penjual pakaian. Hal ini karena akhir bulan Ramadhan yang seharusnya diakhiri dengan Hari Raya Idul Fitri, seolah-olah menjadi ajang untuk “pamer” pakaian baru. Cobalah kita melihat di kanan kiri kita, orang sudah mulai menyerbu tempat-tempat penjualan pakaian sebagai persiapan untuk Idul Fitri. Satu puncak momen yang semestinya kita ber-muhasabah untuk merenungi diri atas apa yang kita lakukan selama Ramadhan, dan menghayati makna Idul Fitri yang paling hakiki.
Hobi kita yang suka belanja pakaian di bulan yang suci ini ternyata tidak disia-siakan oleh para produsen atau penjual pakaian. Untuk semakin menarik minat pembeli, maka berbagai produk pakaian pun dikemas dengan menggunakan merek yang dinisbatkan pada nama artis yang sedang naik daun. Maka tak heran, jika di pasaran dapat ditemukan beberapa pakaian seperti jilbab Manohara, Gamis Manohara, Gamis Pasha-Ungu dan barangkalai berbagai jenis pakaian lainnya yang menggunakan nama-nama artis ternama. Tetapi anehnya, justru gaya-gaya atau model pakaian yang seperti itu, yang mendapat respon luar biasa dari para konsumen. Semoga berbagai pakaian tersebut dan hasrat kita untuk membelinya, tidak menutupi hakikat dan fungsi pakaian itu sendiri, serta tidak megganggu kita untuk menjalani bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan. [mff]

0 komentar: